GEREJA KRISTUS
A. ARTI KATA GEREJA
Gereja
berasal dari bahasa Portugis, dari kata igreja. Kata igreja berasal dari bahasa
Yunani, dari kata ‘kyriake’ yang brarti rumah Tuhan atau kerluarga Tuhan. Dari
kata ‘kyriake’ dibentuklah istilah ’Kerk’ (Belanda), ‘Kirche’ (Jerman), dan
‘Church’ (Inggris). Istilah Latin yang dipakai untuk Gereja adalah ‘ecclesia
yang berarti ‘kumpulan’ (ekklein = berkumpul). Kata ecclesia pada mulanya
dikenakan pada umat Kristen purba di Yerusalem. Dalam perkembangan selanjutnya
istilah ini dipakai untuk umat Kristen seluruh dunia.
B. PENGERTIAN GEREJA
Gereja
didefinisikan sebagai persekutuan semua orang yang percaya kepada Kristus.
Melalui Sakramen Baptis, seseorang diterima secara resmi menjadi anggota
Gereja. Gereja Katolik adalah semua orang beriman yang percaya kepada Kristus,
di bawah pimpinan Paus di Roma, sebagai wakil Kristus yang kelihatan.
C. EKSISTENSI DAN TUGAS GEREJA
C. 1. Dasar Eksistensi Gereja.
Dasar
eksistensi Gereja adalah Kristus sendiri. Dalam hidup dan karya-Nya, Kristus telah meletakkan dasar-dasar yang
meliputi: ajaran, teladan, pimpinan, dan penugasan. Landasan positif penugasan
Yesus dapat kit baca dalam Injil
Matius: “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan
Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan
kunci Kerajaan Surga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kau lepaskan di dunia
ini akan terlepas di surga”
(Mat 16:18-19).
C.2. Tugas Gereja
Tugas
Gereja meliputi tugas pokok: Sebagai nabi, Gereja bertugas mewartakan sabda
Tuhan (kerygma); sebagai imam, Gereja bertugas meberikan rahmat (penebusan),
menguduskan umat, dan sebagai raja, Gereja bertugas menggembalakan, membimbing
umat (pastoral).
C.3. Pelaksanaan Fungsi
Gereja
melaksanakan tiga tugas di atas berdasarkan perutusan (mission) dari Kristus.
Perutusan dari Yesus dapat kita baca
dalam Injil Matius: “Karena itu pergilah, jadikan semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat 28:19-20).
C.4. Zaman Gereja Zaman Roh Kudus
Pelaksanaan
tugas Gereja, meskipun Kristus tidak kelihatan lagi, namun pelaksanaan tugas
tersebut mendapat jaminan dari Roh Kudus. Pada hari Pentakosta, Roh Kudus yang
dijanjikan oleh Kristus turun ke atas Gereja melalui para rasul. “Roh
Kebenaran” itu membimbing Gereja dari zaman ke zaman, termasuk zaman sekarang
ini. Karena itu zaman Gereja juga disebut zaman Roh Kudus.
D. GEREJA TUBUH MISTIK KRISTUS
DAN SAKRAMEN KESELAMATAN
D.1. Gereja Tubuh Mistik Kristus
Kata
mistik dipahami sebagai pengalaman rohani dan batiniah di mana manusia
berjumpa, berkomunikasi, dan bersatu dengan Allah. Pengalaman ini terjadi
karena karunia dan kemurahan Allah kepada setiap insan yang membuka hati bagi Allah.Tubuh Mistik Kristus
adalah sebutan untuk Gereja atau persekutuan seluruh umat beriman. Istilah
Tubuh Kristus berasal dari Paulus yang menyamakan jemaat dengan Tubuh Kristus.
Kristus adalah kepala Gereja, dan kita adalah anggotanya.
Ungkapan
Gereja tubuh mistik Kristus didasarkan atas Kitab Suci dari surat pertama rasul
Paulus kepada jemaat di Korintus: “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu
masing-masing adalah anggotanya” (1 Kor 12:27). Dasar pikirannya sebagai
berikut: Kristus adalah pengantara tunggal yang menghubungkan manusia dengan
Allah. Hal ini mengandung implikasi berikut: manausia yang mau bertemu dengan
Allah Bapa (dan mendapat keselamatan kekal) harus melalui Kristus sebagai jalan
satu-satunya. Maka Kristus mesti menjadi titik pertemuan antara manusia dengan
Allah. Selama Kristus secara fisik berada di Palestina, terjadi penyembuhan berkat kontak dengan tubuh-Nya. Siapa saja yang
menyentuh tubuh-Nya mengalami kesembuhan (keselamatan) jiwa-raga.
Sekarang
Kristus tidak ada lagi di dunia. Hal ini menimbulkan kesulitan. Namun demikian
saat ini kontak dengan Kristus sebagai syarat mutlak untuk mencapai keselamatan
dimungkinkan melalui kontak dengan tubuh mistik Kristus, yakni Gereja.
Konkritnya umat Allah dapat membangun relasi dengan Kristus melalui penerimaan
sakramen-sakramen. Menerima Sakramen Baptis merupakan kontak pertama dengan
Kristus dan sakramen-sakramen yang lain. Kontak dengan Kristus secara terus
menerus dari hari ke hari dapat terjadi melalui Sakramen Ekaristi Kudus. Karena
itu Ekarisi Kudus adalah sakramen dari segala sakramen. Ekaristi menjadi pusat
dan puncak kehidupan umat Katolik.
D.2. Gereja Sakramen Keselamatan
Sakramen adalah tanda dan sarana
rahmat Allah yang menyelamatkan. Fungsi sakramen adalah menyucikan dan
menyelamatkan manusia. Penyucian dan penyelamatan terjadi berkat rahmat yang
mengalir dari sakramen itu sendiri. Sesungguhnya Kristus sendiri adalah sumber
rahmat itu sendiri. Karena itu Konsili
Vatikan II menyatakan bahwa Kristus adalah sakramen dasar untuk keselamatan
dunia. Karena itu Gereja sebagai Sakramen Keselamatan mengalirkan rahmat ilahi dari sumber utamanya demi keselamatan dunia.
Pada saat Yesus disalibkan,
lambung-Nya ditikam dengan tombak, dan mengalirlah darah dan air yang melambangkan
ketujuh sakramen Gereja.Pnerimaan sakramen-sakramen, pembagian rahmat penebusan
Kristus dilaksanakan oleh Gereja dalam suatu perayaan yang disebut liturgi.
E.
MODEL-MODEL GEREJA
MODEL LEMBAGA
|
MODEL PERSEKUTUAN MISTIK
|
MODEL SAKRAMEN
|
MODEL PEWARTA
|
MODEL PELAYAN
|
Gereja
digambarkan sebagai lembaga Negara. Kehidupannya adalah kehidupan masyarakat
politik. Hampir segalanya ditata dengan hukum dan kekuasaan untuk menyampaikan ajaran Kristus, menguduskan
dengan rahmat dan atas namanya sendiri memerintah anggota-anggotanya. Bentuk
lahir memegang peranan terlalu penting.
Sangat
menekankan hirarki, berpusat pada kaum klerik, suasananya yuridis, bersifat
triumfalis dan individualistis.
|
Persaudaraan
menjadi keprihatinan utama, hubungan antar pribadi sangat penting, baik
hubungan vertikal dengan Allah maupun hubungan horizontal dengan sesama.
Diakui adanya hubungan yg tidak Nampak dengan mata.
Pengakuan
atau ikatan batin yg tidak nampak membuat Gereja bersifat terbuka. Dapat
mengembangkan sifat-sifat demokratis.
|
Gereja
menjadi perwujudan lahir kenyataan ilahi yg batin. Bentuk lahir itulah rahmat
yg Nampak. Keprihatinan utamanya adalah bagaimana menjadi perwujudan yg
mendekati kenyataannya yg ilahi dan batin itu.
Bagi
Gereja ini, Rahmat Allah juga bekerja di luar batas lembaga Gereja.
Gereja
ini bersifat dinamik, tidak statis dalam berusaha mempersatukan yg tak Nampak
dengan yg Nampak.
|
Gambaran
ini bersumber pada gamabaran seorang utusan raja yg mewartakan berita di
lapangan umum.
Sabda
yg diwartakan dan didengar dgn iman itulah yg membentuk Gereja.
Gambaran
ini bersifat konggregasional (menekankan pentingnya jemaat). Masing-masing
jemaat merupakan sebuah Gereja yg lengkap.
|
Gambaran
pelayan yg melayani dunia; bukan yg melayani dari luar. Melayani dunia
khususnya dalam memperjuangkan kebebasan,
keadilan dan perdamaian.
Sangat
terbuka terhadap masalah-masalah di luar lembaga Gereja sendiri. Gereja tidak
ingin menjadi penentu, melainkan subyek yg mengamati apa
yg dibutuhkan oleh dunia.
|
PANDANGAN
TENTANG AKHIR ZAMAN & PANDANGAN TENTANG GEREJA YANG BENAR MENURUT
MASING-MASING MODEL
|
MODEL LEMBAGA
|
MODEL PERSEKUTUAN MISTIK
|
MODEL SAKRAMEN
|
MODEL PEWARTA
|
MODEL PELAYAN
|
Pandagan Tentang Akhir Zaman
|
Kristus
meninggalkan warisan ajaran, pelayanan dan sakramen.
|
Hubungan
manusia dgn Kristus yg tak lain adalah keselamatan dimulai di bumi dan
disempurnakan di surga pada akhir zaman.
|
Akhir
zaman menjadi salah satu ukuran penting hadirnya Gereja di dunia. Gereja baru
berarti bila benar-benar menjadi ungkapan Kerajaan Allah pd. akhir zaman itu.
Gereja
harus selalu berusaha menjadi tanda kenyataan Kerajaan Allah pd akhir zaman
|
Bagi
Gereja ini zaman akhir sudah dekat.Gereja ini membantu manusia menyiapkan
diri untuk menyongsong akhir zaman dgn sabda kepada manusia.
|
Gereja
tidak begitu member perhatian kepada akhir zaman. Keprihatinan utamanya
adalah keterlibatannya dalam dunia masa kini.
|
Pandagan tentang Gereja yang benar
|
Percaya
bahwa Gereja inilah satu-satunya yg benar. Bila orang mau diselamatkan, maka
harus masuk ke dalamnya. Maka keprihatinan umum adalah besarnya jumlah
anggota dan luasnya wilayah. Gereja harus menampakkan warisan para Rasul
|
Gerejanar yg benar itu satu, tetapi tidak dalam arti
lahir. Kebenaran dipandang sebagai mutu yg ada di dalam jemaat. Dalam masing-masing
jemaat terdapat kebenaran yg masih selalu terus berkembang menuju kepenuhan.
|
Sebuah
jemaat menjadi benar bila di dalam jemaat itu diwujudkan kehadiran Kristus
sehingga orang yg menerimanya menjadi bersatu.
Setiap
jemaat dalam ukuran tertentu benar, yaitu sejauh menjadi Sakramen Kristus
atau tanda kehadirn Yesus Kristus.
|
Yang
benar adalah Injil. Gereja yg benar adalah Gereja yg mewartakan Injil,
bagaimanapun juga keadaan Gereja itu
|
Pengertian Gereja yg benaritu satu, kudus,
katolik, dan apostolic, bukan semata-mata dilihat sebagai tanda yg Nampak
melainkan sebagai mutu kehidupan bersama. Gereja itu benar bila di dalamnya
dihayati persaudaraan yg menyatukan. Persaudaraan itu kudus karena merupakan
hadiah dari Allah, dengan demikian menyatukan pula manusia dengan Tuhan.
Kesatuan ini membuat manusia bekerja sama untuk melanjutkan apa yg sudah
dimulai oleh Yesus, yaitu mewujudkan Kerajaan Allah.
|
KEKUATAN
DAN KELEMAHAN MASING-MASING MODEL
|
MODEL LEMBAGA
|
MODEL PERSEKUTUAN MISTIK
|
MODEL SAKRAMEN
|
MODEL PEWARTA
|
MODEL PELAYAN
|
Kekuatan
|
Menghasilkan
dokumen-dokumen yg jelas. Dengan mene-kankan unsur kesinambungan dgn
perkara-perkara yg asli, maka mampu menjamin hu-bungan antara masa kini yg
tak menentu dan masa lampau yg dihargai secara agama. Memberi identitas yg
jelas bagi persekutuan.
|
Memiliki
dasar alkita-biah, berda-sarkan tradisi Katolik, yaitu rahmat memberi peluang
pada prakarsa spontan, memperkem-bangkan hubungan antar pribadi.
|
Rahmat
Allah diakui tidak hanya pada Ge-reja yg nampak saja. Mendo-rong orang un-tuk
menjaga nama baik Ge- reja di
masya-rakat. Memberi
motivasi untuk setia kepada Gereja, sekaligus member ruang untuk
kritik.
|
Mempunyai
dasar alkitabiah yg berhubungan dgn para nabi Perjanjian La-ma & Paulus.
Memberikan
identitas bagi Gereja sete-mpat, mem-beri motivasi untuk mela-kukan
peng-utusan. Memperkem-bangkan hidup rohani ygrcorak yg dapat member arti
kepada kelemahan manusia. Berani dalam mewartakan Kristus.
|
Menaggapi
kenyataan bahwa Gereja sendiri mem-butuhkan tindakan untuk berpaling ke luar
agar tidak mandul karena terisolasi.
|
Kelemahan
|
Sangat
kaku dalam mempertahankan btuk Gereja yg Nampak. Kutiban Kitab Suci
dipergunakan untuk mengesahkan bentuk
Gereja yg sedang dihayatinya. Penekanan pada ketaatan menjadikan Kitab Suci
sebagai kitab hkum. Lamban untuk perubahan. Tidak memberi peluang untuk
tumbuhnya kreativitas. Sulit bekerja sama denganGereja-Gereja lain.
|
Hubungan
antara Gereja lahir & rohani tdk selalu jelas, manakah yg hakiki. Terlalu
mengrohani-kan Gereja yg Nampak. Penekan perasaan kelompok dgn mudah member
kesan tertutup.
|
Tidak
memperhatikan dasar-dasar alkitabiah. Terkadang terlalu memperhatikan bentuk
lahir, lupa akan ke-nyataan ba-tinnya. Sakramentalis-me dapat men-jadi sempit
sehingga tidak member kesempatan untuk karya-karya pewartaan di luar Gereja
sendiri.
|
Karena
terlalu me- nekan pada sabda, kurang aktif di dalam karya.
Tidak
begitu memperhatikan kesinambungan. Tidak jelas di mana letak kuasa mengajar.
Karena terlalu menekanka kesaksian, kegiatan kurang diperhatikan.
|
Identitas
tdk jelas. Tidak begitu jelas penekanan bahwa Yesus taat kepada Allah dan
bukan kepada dunia. Pelayanan itujuga sebetulnya juga diperuntuk-kan bagi
orang Kristen dan mencakup pelayanan sacramental bukan pelayana kebutuhan duniawi semata bagi orang-orang
di luar Gereja resmi.
|
No comments:
Post a Comment