BAB III
ASIDI DAN ALKALINITAS
3.1. Tujuan
Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu mengetahui kemampuan air untuk menetralkan
larutan asam dan larutan basa.
3.2. Dasar Teori
Asiditas adalah hasil dari adanya asam lemah seperti
H2PO4-, CO2, H2S, asam-asam lemak, dan ion-ion logam asam, terutama Fe3+.
Asiditas lebih sukar ditentukan daripada alkalinitas, karena dua kontributor
utamanya adalah CO2 dan H2S merupakan larutan volatile yang segera hilang dari
sample. Untuk asam kuat seperti H2SO4 dan HCl dalam air dikenal dengan
istilah asam mineral bebas (free mineral acid). Acid Mineral Water mengandung asam mineral bebas dalam konsentrasi
yang harus diperhitungkan. Asiditas
dalam air disebabkan oleh karbondioksida (CO2) asam mineral.
Alkalinitas
adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan pH
larutan. Alkalinitas terdiri dari ion-ion bikarbonat (HCO3-),
karbonat (CO3-) dan hidroksida (OH-) yang
merupakan buffer terhadap pengaruh pengasaman. Alkalinitas diperlukan untuk
mencegah terjadinya fluktuasi pH yang besar, selain itu juga merupakan sumber
CO2 untuk proses fotosintesis fitoplankton. Nilai alkalinitas
akan menurun jika aktifitas fotosintesis naik, sedangkan ketersediaan CO2 yang
dibutuhkan untuk fotosintesis tidak memadai. Sumber alkalinitas air tambak
berasal dari proses difusi CO2 di udara ke dalam air, proses
dekomposisi atau perombakan bahan organik oleh bakteri yang menghasilkan CO2,
juga secara kimiawi dapat dilakukan dengan pengapuran secara merata di seluruh
dasar tambak atau permukaan air .Jenis kapur yang biasa digunakan adalah CaCO3 (kalsium
karbonat), CaMg(CO3)2 (dolomit), CaO (kalsium
oksida), atau Ca(OH)2(kalsium hidroksida). Alkalinitas dinyatakan
dalam mg CaCO3/liter air (ppm).
Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air
untuk mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan
:
a. Pengaruh
sistem buffer dari
alkalinitas;
b. Alkalinitas
berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik. Sehingga alkalinitas diukur
sebagai factor kesuburan air.
3.3. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
kali ini adalah sebagai berikut :
1.
Volumetri pipet, merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk soda atau kapur agar
larut dalam larutan sampel.
Gambar 3.1
Volumetri Pipet
2. Tisu adalah salah satu alat kebersihan untuk membersihkan alat-alat yang
dipakai sebagai wadah sampel yang akan diuji.
Gambar 3.2
Tisu
3. Gelas ukur berfungsi sebagai tempat
takaran untuk mengambil sampel yang akan diuji.
Gambar 3.3
Gelas Ukur
4. Larutan
Aquades adalah larutan yang
murni hasil dari penyulingan atau destilasi.
Gambar 3.4
Larutan Aquades
5.
Larutan
fenolftealin, merupakan larutan yang berfungsi sebagai reagen terhadap larutan
sampel yang akan diuji.
Gambar 3.5
Larutan Fenolftaelin
6.
pH
meter merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui pH suatu larutan.
Gambar 3.6
pH meter
7.
Metil
Orange, merupakan bahan yang
digunakan untuk menaikkan pH dari larutan sampel yang diuji.
Gambar 3.7
Metil Orange
8. Soda, merupakan bahan yang digunakan
untuk menaikkan pH dari larutan sampel yang diuji.
Gambar 3.8
Soda
9. HCl, digunakan untuk bahan yang akan
ditambahkan ke dalam larutan air hingga menghasilkan warna jingga.
Gambar 3.9.
HCl
10. NaOH, digunakan sebagai bahan
yang dicampurkan dengan air sampel
hingga menghasilkan warna merah muda.
Gambar 3.10.
NaOH
3.4. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum
kali ini adalah sebagai berikut :
a.
Asiditas
1. Siapkan
sampel air limbah yang akan di uji.
2. Memasukkan
50 mL sampel air ke dalam gelas
ukur.
3. Lalu kemudian masukkan sebanyak 5 tetes (5
ml) fenolftalein dengan menggunakan pipet tetes.
4. Masukkan 7 tetes (7 ml) larutan NaOH
hingga berubah warna menjadi merah muda.
5. Tambahkan 5 tetes (5 ml) metil orange hingga berubah menjadi warna
jingga.
6. Lalu tambahkan 7 tetes (7 ml) larutan HCl
hingga sampel menjadi bening.
b.
Alkalinitas
1.
Masukkan
50 ml air sampel ke dalam gelas ukur.
2.
Setelah
itu ukur terlebih dahulu pH sampel dengan menggunakan pH meter, dan didapat
hasil 6.7.
3.
Masukkan
soda api sebanyak 1 gram ke dalam air sampel.
4.
Diukur
kembali pH sampel tersebut, dan didapat hasil 10.7.
5.
Masukkan
fenolftalein sebanyak 5 ml.
6.
Masukkan
larutan HCl senyak 80 ml untuk merubah warna sampel yang merah muda menjadi
bening.
7.
Masukkan
metil orange sampai warna sampel
kuning sebanyak 5 ml.
8.
Lalu
masukkan larutan HCl sebanyak 90 ml untuk merubah warna sampel menjadi jingga.
.
3.5. Pengolahan Data
Tabel 3.1
Tabel Percobaan Asiditas
No
|
Nama Sampel
|
Jumlah
NaOH (ml)
|
Jumlah
HCl (ml)
|
Keterangan
|
1
|
Air
Sampel 1
|
7
|
7
|
p = m,
maka air tersebut mengandung CO2 -
|
Perhitungan :
1.
Asiditas
:
Diketahui : p = 7
m = 7
N = 0.1
Tabel 3.2
Tabel Percobaan Alkalinitas
No
|
Nama Sampel
|
Jumlah
HCl 1 (ml)
|
Jumlah
HCl 2 (ml)
|
Keterangan
|
1
|
Air
Sampel
|
80
|
90
|
p < m,
maka air tersebut mengandung CO3- dan HCO3-
|
Perhitungan :
2.
Alkalinitas
Diketahui : p = 80
m = 90
N = 0.1
3.6. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Asiditas
adalah hasil dari adanya asam lemah seperti H2PO4-,
CO2, H2S, asam-asam lemak, dan ion-ion logam asam,
terutama Fe3+.
2. Alkalinitas
merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi kesuburan yang
diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk
menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan
No comments:
Post a Comment