METODE SAMPLING
2.1. Tujuan Praktikum
Adapun
tujuan dalam praktikum tentang kimia dasar kali ini adalah mengumpulkan volume
air dari badan air yang akan diteliti kualitasnya dengan volume sekecil mungkin
tetapi karakteristik dan komposisinya masih sama dengan karakteristik badan air
tersebut.
2.2. Dasar Teori
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan
sampel. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Pengambilan sampel merupakan tahap awal yang dilakukan dalam
penentuan kualitas air, yang akan menentukan hasil pekerjaan pada berikutnya.
Secara garis besar prosedur pengambilan sampel terdiri dari perencanaan,
persiapan, pelaksanaan pengambilan sampel serta Quality Asurance (QA) dan Quality
Control (QC) pengambilan sampel. Hal penting bagi pengambil sampel sebelum
ke lapangan adalah menyusun perencanaan dalam suatu dokumen yang membantu dalam
setiap tahapan pengambilan sampel secara jelas dan sistematik.
Untuk mendapatkan sampel yang homogen dilakukan pengambilan
sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili pada daerah
purposifve sekitarnya. Dengan pengambilan sampel yang representatif data hasil
pengujian dapat menggambarkan kualitas lingkungan yang mendekati kondisi
sesungguhnya.
Pengambilan sampel merupakan bagian dari penelitian yang
sangat penting, karena sampel merupakan cerminan dan populasi yang ada. Metode
pengambilan sampel menggunakan metode purposif sampling yaitu sampel dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam
perencanaan pengambilan sampel adalah :
1. Menentukan tujuan pengambilan sampel
2. Menentukan alat pengambil sampel yang sesuai
3. Menentukan apakah pengambilan sampel harus sesuai
dengan standar atau peraturan tertentu
4.
Menentukan metode analisis
5. Pemilihan teknik sampling
dan menetukan apakah sampling dilakukan secara random atau acak;
6. Menentukan jumlah, volume dan jenis wadah
sampel
7. Menentukan
waktu, lokasi sampling dan jenis
sampel
8. Menentukan frekuensi sampling
9. Menyiapkan pengendalian mutu
10. Menyiapkan
dokumentasi (daftar periksa persiapan pengambilan sampel, formulir rekaman data
pengambilan sampel, laporan pengambilan sampel).
(Anonim,
2016)
2.2.1. Macam-Macam Sampling
a. Probability
Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Berikut ini adalah jenis-jenis dari Probability sampling
beserta penjelasannya.
1) Simple
random sampling
Simple
random sampling
adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Simple random sampling dilakukan apabila anggota populasi dianggap
homogen.
2) Proportionate
stratified random sampling
Proportionate
stratified random sampling adalah teknik sampling
yang digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen
dan berstrata secara proporsional.
3)
Disproportionate
Stratified Random Sampling
Disproportionate stratified random sampling adalah
teknik sampling yang digunakan bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional.
4) Cluster
Random Sampling (Area Sampling)
Cluster random sampling merupakan teknik sampling daerah yang
digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber
data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten.
b. Nonprobability
Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setaip unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Berikut ini adalah jenis-jenis dari Nonprobality Sampling beserta penjelasannya.
1) Systematic
Sampling (Sampling Sistematis)
Sampling sistematis adalah teknik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut.
2) Quota
Sampling (Sampling Kuota)
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
3) Incidental
Sampling (Sampling Insidental)
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok dengan sumber data.
4) Purposive
Sampling
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalkan akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.
5) Sampling Jenuh (Sampling Sensus)
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6) Snowball
Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang
lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau
dua orang, tetapi dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang
diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat
melengkapi data yang diberikan dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya sehingga
jumlah sampel menjadi semakin banyak.
2.2.2. Kesalahan Pada Sampling
a. Salah Populasi
Salah populasi terjadi
ketika peneliti memilih populasi yang tidak pantas untuk memberikan data. Hal
ini terjadi karena asumsi yang melandasi peneliti dalam merancang statistik
meleset dari fakta.
b. Salah Sampling
Kesalahan sampling paling umum terjadi dalam
survei. Sampling error pada dasarnya
adalah sejauh mana penerapan asumsi teknik sampling tidak sesuai dengan fakta sesungguhnya dalam populasi
yang diinginkan. Salah sampling terjadi ketika metode
probabilitas yang digunakan tidak mewakili populasi karena sumber homogenitas.
Sayangnya beberapa unsur salah sampling
tidak dapat dihindari sehingga harus diberi catatan khusus.
c. Kesalahan Pengukuran
Kesalahan pengukuran
sangat sering dijumpai. Kesalahan pengukuran adalah sejauh mana penerapan asumsi statistik dalam mengumpulkan data tidak sesuai dan sistem skala yang
tidak sempurna. Dengan demikian kesalahan
pengukuran muncul oleh proses pengukuran itu sendiri yang menyebabkan
kesenjangan antara informasi yang dihasilkan dan informasi yang diinginkan oleh
peneliti.
d. Non-Response
Kesalahan non-response adalah bias kesimpulan yang
dihasilkan dari cakupan suplai data dan kesenjangan relevansi terkait waktu
atau momen yang berubah.
2.2.3. Fungsi Sampling Pada
Pertambangan
Di dalam industri pertambangan batubara, sampling merupakan hal yang sangat
penting, karena
merupakan proses yang sangat vital dalam menentukan karakteristik batubara tersebut. Secara garis besar sampling dibagai menjadi 4 golongan dilihat
dari tempat pengambilan di mana batubara berada dan tujuannya yaitu :
1. Exploration sampling dilakukan pada tahap awal pendeteksian kualitas batubara baik dengan cara channel
sampling pada outcrop atau lebih
detail lagi dengan cara pemboran atau drilling. Tujuan dari sampling di tahap ini adalah untuk menentukan karakteristik batubara
secara global yang merupakan pendeteksian awal batubara yang akan dieksploitasi.
2.
Pit sampling dilakukan setelah explorasi
bahkan bisa hampir bersamaan dengan progress tambang di dalam satu pit atau
block penambangan dengan tujuan lebih mendetailkandata yang sudah ada pada tahap eksplorasi. Pit sampling ini dilakukan oleh pit
control untuk mengetahui kualitas batubara yang segera akan
ditambang, jadi lebih ditujukan untuk mengkontrol kualitas
batubara yang akan ditambang dalam jangka waktu shortterm (di bawah satu tahun). Pit
sampling dapat dilakukan dengan cara pemboran dan juga dengan channel pada face
penambangan kalau diperlukan untuk mengecek kualitas batubara yang dalam
progress di tambang.
3.
Production sampling dilakukan setelah batubara diproses di coal processing plant
dimana proses ini dapat merupakan peremukan (crushing), pencucian (washing),
pemindahan stock dan lain-lain.
Tujuannya adalah mengetahui secara pasti kualitas batubara yang akan
dijual atau dikirim ke pembeli agar kualitasnya sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
dan telah disepakati oleh kedua belah pihak. Dengan diketahuinya kualitas batubara
di stockpile atau di penyimpanan sementara kita dapat menentukan batubara yang mana yang cocok untuk dikirim ke
Buyer tertentu dengan spesifikasi batubara tertentu pula. Baik dengan cara mencampur (blending)
batubara-batubara yang ada di stockpile atau pun
dengan single source dengan memilih
kualitas yang sesuai.
4. Loading
Sampling dilakukan
pada saat batubara dimuat dan dikirim ke pembeli baik menggunakan
barge maupun menggunakan kapal. Biasanya dilakukan oleh independent company karena kualitas yang ditentukan
harus diakui dan dipercaya oleh penjual (Shipper)
dan pembeli (Buyer). Tujuannya
adalah menentukan secara pasti kualitas batubara yang dijual yang nantinya akan
menentukan harga batubara itu sendiri karena ada beberapa parameter yang sifatnya fleksibel sehingga harganya
pun fleksibel.
2.3. Alat dan Bahan
Dalam melalukan praktikum kali ini
dibutuhkan beberapa alat dan bahan sebagai berikut :
1. Botol atau
wadah contoh air 1500 ml adalah alat yang digunakan untuk menampung air yang
kita ambil sebagai sampel.
2. Kertas label digunakan sebagai penamaan sampel dan posisi pada botol yang telah diisi contoh air.
2.4. Prosedur
Kerja
Adapun langkah-langkah untuk melakukan metode
sampling adalah sebagai berikut :
1. Siapkan
dua botol plastik air mineral (volume 1500 ml), dan dalam keadaan bersih.
2. Setelah
itu benamkan ke dalam air (danau) dan isi hingga penuh, satu botol isi dengan air jernih dan satunya isi dengan
air yang agak keruh.
3. Selanjutnya
tutup kedua botol dan masing-masing diberi label.
4. Sebelum
meninggalkan tempat pengambilan sampel air, terlebih dahulu cari titik
koordinatnya dan setelah itu simpan hasilnya.
5. Kemudian
simpan kedua botol yang berisi sampel air dan dijaga agar tidak terjadi
perubahan kualitas air.
6. Simpan
kedua sampel tersebut dengan suhu yang lembab.
2.5. Pengolahan Data
Tabel
2.1.
Tabel
Hasil Pengolahan Data Sampel Air
No
|
Nama Sampel
|
Posisi
|
1.
|
Air Jernih
|
S 3° 29’ 20”
E 114° 47’ 22”
|
2.
|
Air Keruh
|
S 3° 29’ 20”
E 114° 47’ 22”
|
No comments:
Post a Comment