Friday, January 26, 2018

Laporan Praktikum Kimia tentang Metode Sampling

METODE SAMPLING
2.1.    Tujuan Praktikum
       Adapun tujuan dalam praktikum tentang kimia dasar kali ini adalah mengumpulkan volume air dari badan air yang akan diteliti kualitasnya dengan volume sekecil mungkin tetapi karakteristik dan komposisinya masih sama dengan karakteristik badan air tersebut.

2.2.    Dasar Teori
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Pengambilan sampel merupakan tahap awal yang dilakukan dalam penentuan kualitas air, yang akan menentukan hasil pekerjaan pada berikutnya. Secara garis besar prosedur pengambilan sampel terdiri dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan pengambilan sampel serta Quality Asurance (QA) dan Quality Control (QC) pengambilan sampel. Hal penting bagi pengambil sampel sebelum ke lapangan adalah menyusun perencanaan dalam suatu dokumen yang membantu dalam setiap tahapan pengambilan sampel secara jelas dan sistematik.
Untuk mendapatkan sampel yang homogen dilakukan pengambilan sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili pada daerah purposifve sekitarnya. Dengan pengambilan sampel yang representatif data hasil pengujian dapat menggambarkan kualitas lingkungan yang mendekati kondisi sesungguhnya.



Pengambilan sampel merupakan bagian dari penelitian yang sangat penting, karena sampel merupakan cerminan dan populasi yang ada. Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposif sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan pengambilan sampel adalah :
1.  Menentukan tujuan pengambilan sampel
2.  Menentukan alat pengambil sampel yang sesuai
3.  Menentukan apakah pengambilan sampel harus sesuai dengan standar atau peraturan tertentu
4.  Menentukan metode analisis
5. Pemilihan teknik sampling dan menetukan apakah sampling dilakukan secara random atau acak;
6.   Menentukan jumlah, volume dan jenis wadah sampel
7.   Menentukan waktu, lokasi sampling dan jenis sampel
8.   Menentukan frekuensi sampling
9.   Menyiapkan pengendalian mutu
 10.  Menyiapkan dokumentasi (daftar periksa persiapan pengambilan sampel, formulir rekaman data pengambilan sampel, laporan pengambilan sampel).
(Anonim, 2016)
2.2.1. Macam-Macam Sampling
a.  Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Berikut ini adalah jenis-jenis dari Probability sampling beserta penjelasannya.
1)   Simple random sampling
Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Simple random sampling dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen.
2)   Proportionate stratified random sampling
 Proportionate stratified random sampling adalah teknik sampling yang digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
3)   Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate stratified random sampling adalah teknik sampling yang digunakan bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
4)   Cluster Random Sampling (Area Sampling)
Cluster random sampling merupakan teknik sampling daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten.
b.   Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setaip unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Berikut ini adalah jenis-jenis dari Nonprobality Sampling beserta penjelasannya.
1)   Systematic Sampling (Sampling Sistematis)
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
2)   Quota Sampling (Sampling Kuota)
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
3)   Incidental Sampling (Sampling Insidental)
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data.
4)   Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalkan akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.
5)   Sampling Jenuh (Sampling Sensus)
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6)   Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel menjadi semakin banyak.
2.2.2. Kesalahan Pada Sampling
a.  Salah Populasi
Salah populasi terjadi ketika peneliti memilih populasi yang tidak pantas untuk memberikan data. Hal ini terjadi karena asumsi yang melandasi peneliti dalam merancang statistik meleset dari fakta.
b.    Salah Sampling
Kesalahan sampling paling umum terjadi dalam survei. Sampling error pada dasarnya adalah sejauh mana penerapan asumsi teknik sampling tidak sesuai dengan fakta sesungguhnya dalam populasi yang diinginkan. Salah sampling terjadi ketika metode probabilitas yang digunakan tidak mewakili populasi karena sumber homogenitas. Sayangnya beberapa unsur salah sampling tidak dapat dihindari sehingga harus diberi catatan khusus.
c.    Kesalahan Pengukuran
Kesalahan pengukuran sangat sering dijumpai. Kesalahan pengukuran adalah sejauh mana penerapan asumsi statistik dalam mengumpulkan data tidak sesuai dan sistem skala yang tidak sempurna. Dengan demikian kesalahan pengukuran muncul oleh proses pengukuran itu sendiri yang menyebabkan kesenjangan antara informasi yang dihasilkan dan informasi yang diinginkan oleh peneliti.
d.   Non-Response
Kesalahan non-response adalah bias kesimpulan yang dihasilkan dari cakupan suplai data dan kesenjangan relevansi terkait waktu atau momen yang berubah.
2.2.3. Fungsi Sampling Pada Pertambangan
Di dalam industri pertambangan batubara, sampling merupakan hal yang sangat penting, karena merupakan proses yang sangat vital dalam menentukan karakteristik batubara tersebut. Secara garis besar sampling dibagai menjadi 4 golongan dilihat dari tempat pengambilan di mana batubara berada dan tujuannya yaitu : 
1.   Exploration sampling dilakukan pada tahap awal pendeteksian kualitas batubara baik dengan cara channel sampling pada outcrop atau lebih detail lagi dengan cara pemboran atau drilling. Tujuan dari sampling di tahap ini adalah untuk menentukan karakteristik batubara secara global yang merupakan pendeteksian awal batubara yang akan dieksploitasi.
2.   Pit sampling dilakukan setelah explorasi bahkan bisa hampir bersamaan dengan progress tambang di dalam satu pit atau block penambangan dengan tujuan lebih mendetailkandata yang sudah ada pada tahap eksplorasi. Pit sampling ini dilakukan oleh pit control untuk mengetahui kualitas batubara yang segera akan ditambang, jadi lebih ditujukan untuk mengkontrol kualitas batubara yang akan ditambang dalam jangka waktu shortterm (di bawah satu tahun). Pit sampling dapat dilakukan dengan cara pemboran dan juga dengan channel pada face penambangan kalau diperlukan untuk mengecek kualitas batubara yang dalam progress di tambang.
3.   Production sampling dilakukan setelah batubara diproses di coal processing plant dimana proses ini dapat merupakan peremukan (crushing), pencucian (washing), pemindahan stock dan lain-lain. Tujuannya adalah mengetahui secara pasti kualitas batubara yang akan dijual atau dikirim ke pembeli agar kualitasnya sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan telah disepakati oleh kedua belah pihak. Dengan diketahuinya kualitas batubara di stockpile atau di penyimpanan sementara kita dapat menentukan batubara yang mana yang cocok untuk dikirim ke Buyer tertentu dengan spesifikasi batubara tertentu pula. Baik dengan cara mencampur (blending) batubara-batubara yang ada di stockpile atau pun dengan single source dengan memilih kualitas yang sesuai.
4.   Loading Sampling dilakukan pada saat batubara dimuat dan dikirim ke pembeli baik menggunakan barge maupun menggunakan kapal. Biasanya dilakukan oleh independent company karena kualitas yang ditentukan harus diakui dan dipercaya oleh penjual (Shipper) dan pembeli (Buyer). Tujuannya adalah menentukan secara pasti kualitas batubara yang dijual yang nantinya akan menentukan harga batubara itu sendiri karena ada beberapa parameter yang sifatnya fleksibel sehingga harganya pun fleksibel.

2.3.    Alat dan Bahan
       Dalam melalukan praktikum kali ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan sebagai berikut :
1.  Botol atau wadah contoh air 1500 ml adalah alat yang digunakan untuk menampung air yang kita ambil sebagai sampel.

2.  Kertas label digunakan sebagai penamaan sampel dan posisi pada botol yang telah diisi contoh air.
                               

2.4.    Prosedur Kerja
              Adapun langkah-langkah untuk melakukan metode sampling adalah sebagai berikut :
1.      Siapkan dua botol plastik air mineral (volume 1500 ml), dan dalam keadaan bersih.
2.      Setelah itu benamkan ke dalam air (danau) dan isi hingga penuh, satu botol  isi dengan air jernih dan satunya isi dengan air yang agak keruh.
3.      Selanjutnya tutup kedua botol dan masing-masing diberi label.
4.      Sebelum meninggalkan tempat pengambilan sampel air, terlebih dahulu cari titik koordinatnya dan setelah itu simpan hasilnya.
5.      Kemudian simpan kedua botol yang berisi sampel air dan dijaga agar tidak terjadi perubahan kualitas air.
6.      Simpan kedua sampel tersebut dengan suhu yang lembab.
2.5.    Pengolahan Data
Tabel 2.1.
Tabel Hasil Pengolahan Data Sampel Air
No
Nama Sampel
Posisi
1.
Air Jernih
S 3° 29’ 20”
E 114° 47’ 22”
2.
Air Keruh
S 3° 29’ 20”
E 114° 47’ 22”


No comments:

Post a Comment

Types Of Machine Learning

Types Of Machine Learning Berbagai jenis teknik Pembelajaran Mesin telah dikembangkan untukmemecahkan masalah di berbagai bidang. Teknik Pem...