UJI PADATAN TERSUSPENSI TOTAL
4.1. TujuanPraktikum
Menentukan residu tersuspensi yang terdapat dalam contoh
uji air dan air limbah secara gravimetri.
4.2. DasarTeori
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh
saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran
partikel koloid. Yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, logam oksida,
sulfida, ganggang, bakteri dan jamur. TSS umumnya dihilangkan dengan flokulasi
dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi
untuk kekeruhan (turbidity) dengan
membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di perairan.
Sehingga nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke nilai TSS. Kekeruhan adalah
kecenderungan ukuran sampel untuk menyebarkan cahaya. Zat Padat Tersuspensi
(TSS) adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat
langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih
kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikro
organisme, dan sebagainya.
Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling
awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan. TSS
berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran sungai. TSS tidak hanya
menjadi ukuran penting erosi di alur sungai, juga berhubungan erat dengan transportasi
melalui sistem sungai nutrisi (terutama fosfor), logam, dan berbagai bahan kimia
industri dan pertanian.
(Anonim, 2016).
Zat Padat Terlarut (TDS) merupakan konsentrasi jumlah
ion kation (bermuatan positif) dan anion (bermuatan industri) di dalam air. Oleh
karena itu, analisa total padatan terlarut menyediakan pengukuran kualitatif dari
jumlah ion terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion.
Selain itu, pengujian tidak memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang
spesifik. Oleh karena itu, analisa total padatan terlarut digunakan sebagai uji
industri untuk menentukan kualitas umum dari air. Sumber padatan terlarut total
dapat mencakup semua kation dan anion terlarut. Sumber utama untuk TDS dalam perairan
adalah limpahan dari pertanian, limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia
yang paling umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida. Bahan
kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan molekul. Kandungan
TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul dari aliran permukaan. Beberapa
padatan total terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah
(Anonim, 2016).
Setiap kegiatan penambangan dapat
menghasilkan limbah, baik berupa limbah cair, padat, ataupun gas atau udara.
Khusus untuk limbah sedimentasi, porsi terbesar berasal dari material penutup
batubara yang mudah tererosi sehingga mempengaruhi baku mutu air limpasan yang keluar dari area
penambangan dan menuju ke badan sungai atau meresap menjadi air tanah. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui estimasi TSS di kolam pengendapan
yang terjadi akibat dari hasil aktivitas penambangan serta bagaimana rencana
dasar dalam penanganannya. Juga untuk mengetahui persentase dari sedimen yang
telah masuk ke dalam kolam pengendapan kaitannya waktu pengerukan.
Prinsip analisa TSS sebagai berikut, contoh uji yang telah homogen
disaring dengan kertas saring yang telah ditimbang. Residu yang tertahan pada
saringan dikeringkan sampai mencapai berat konstan pada suhu 103ºC sampai
dengan 105ºC. Kenaikan berat saringan mewakili padatan tersuspensi total (TSS).
Jika padatan tersuspensi menghambat saringan dan memperlama penyaringan, diameter
pori-pori saringan perlu diperbesar atau mengurangi volume contoh uji. Untuk
memperoleh estimasi TSS, dihitung perbedaan antara padatan terlarut total dan
padatan total.
TSS (mg/L) = (A-B) X 1000 / V ...…………………… (Persamaan 4.1)
Dengan pengertian :
A = berat kertas saring + residu
kering (mg)
B = berat kertas saring (mg)
V = volume contoh (mL)
(Modul Tim Asisten Kimia Dasar,
2016)
4.3. Alat Dan Bahan
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam praktikum uji padatan tersuspensi total, sebagai
berikut:
1.
Sampel air yang akan diuji total residu tersuspensinya.
2. Cawan
porselen, berfungsi sebagai wadah kertas penyaring ketika di oven.
3. Penjepit
besi, berfungsi sebagai alat untuk menaruh dan mengambil cawan sebelum dan sesudah
dimasukkan kedalam oven.
4. Kertas
saring, berfungsi untuk menyaring sampel air dari endapan pengotor.
5.
Labu erlemayer, sebagai wadah penampung
sampel yang telah tersaring.
6. Gelas
kimia, sebagai wadah sampel yang diuji TSS.
7. Corong
kaca, sebagai alat untuk menempatkan kertas saring.
8. Neraca
analitik, alat untuk mengukur berat dengan ukuran kecil atau untuk menimbang suatu
zat.
4.4. ProsedurKerja
Adapun
prosedur kerja dalam praktikum uji padatan tersuspensi total, sebagai berikut :
1. Menyiapkan sampel air limbah yang akan diuji.
2. Memasukkan kertas saring ke dalam oven.
3. Menimbang berat kertas saring, mencatat berat awal kertas.
4. Mengambil sampel air sebanyak 100 mL.
5. Memasang kertas saring ke dalam corong kaca kemudian
meletakkan corong ke dalam labu erlemeyer.
6. Menuang sampel air ke dalam corong secara perlahan-lahan
agar tidak ada air yang tumpah atau lolos dari kertas saring.
7. Menunggu
air dikertas saring hingga benar-benar habis kemudian memasukkan kertas saring ke
dalam cawan porselen dan memasukkan ke dalam oven dengan suhu 1050C
selama 15-20 menit (hingga kertas saring benar-benar kering).
8. Menimbang berat kertas saring yang telah dioven, mencatat berat akhirnya.
9. Mengulangi uji dengan total 5 sampel.
4.5. Analisis Data
Adapun
hasil dari analisis data pada praktikum uji padatan tersuspensi total adalah
sebagai berikut
Volume = 200 mL
Berat awal kertas saring :
0,75 gram
Berat akhir kertas saring :
0,83 gram
Waktu yang diperlukan : 37 menit 35 detik
TSS
= (A-B) x 1000
V
= (0,83-0,75) x 1000
200
= 0,08 x 1000
200
= 0,4mg/mL
No comments:
Post a Comment